I. Pendahuluan
Hasil
penelitian dalam pembelajaran pada dekade terakhir mengungkapkan bahwa belajar
akan efektif, jika peserta didik dalam keadaan gembira. Kegembiraan dalam
belajar telah terbukti memberikan efek yang luar biasa terhadap
capaian hasil belajar peserta didik. Bahkan potensi kecerdasan intelektual yang
selama ini menjadi ”primadona” sebagai penentu keberhasilan belajar, ternyata
tidak sepenuhnya benar. Kecerdasan emosional telah memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap efektifitas pembelajaran di samping kecerdasan intelektual.
Keefektifan belajar itu erat kaitannya dengan
tiga jenis otak manusia yang memproses informasi secara berbeda sesuai dengan
stimulus yang diberikan dari lingkungannya. Otak Reptil akan
bereaksi (umum-nya secara tidak normal), setelah menerima informasi awal dari
otak Mamalia (yang berfungsi sebagai selektor), jika stimulus
yang diberikan dari luar tidak menyenangkan. Sementara otak Neo-Cortex akan
memproses informasi (secara normal dan
kreatif) juga diterima melalui otak
mamalia, jika stimulus dari lingkungannya sangat menyenangkan.
Bekerjanya
otak neo-cortex inilah yang memberi-kan
banyak kontribusi terhadap keberhasilan dan keefektifan belajar. Otak neo-cortex tersebut akan mengolah informasi
dengan baik dan kemudian menyimpannya dalam otak memori (sering disebut otak
emosi) yang nantinya siap dipanggil kembali ketika dibutuhkan saat ujian. Agar
otak neo-cortex bekerja dengan baik, maka guru sebagai
”penanggung jawab utama pembelajaran” diharapkan dapat memberikan rangsangan
yang menyenangkan dan menggembirakan dalam proses pembelajaran.
Ketika
peserta didik mendapat rangsangan menyenangkan dari lingkungannya, akan terjadi
berbagai ”sentuhan tingkat tinggi” pada
diri peserta yang membuat mereka lebih aktif dan kreatif secara mental dan
fisik. Ketika mereka tersenyum atau
tertawa aliran darahnya akan semakin lancar ”menjalar” ke seluruh anggota
tubuh yang membuatnya semakin aktif. Otak mereka menerima suplay darah yang
memadai (ketika tersenyum), akan
memudahkan mereka berpikir dan memproses informasi. Kenyamanan yang mereka
nikmati ketika tertawa, akan memberikan kesempatan otak emosi (memori) untuk
menyimpan informasi baik dalam memori jangka pendek maupun jangka panjang. Informasi
yang masuk ke dalam otak memori yang melibatkan emosi secara mendalam, akan
memudahkan mereka untuk mengingat kembali saat diperlukan. Artinya kenyamanan
dan kesenangan yang dinikmati oleh peserta didik itu, sangat membantu mereka
mencapai keberhasilan belajarnya secara optimal.
Indikasi
yang dapat dilihat secara kasat mata adalah
dari wajah mereka yang memancarkan cahaya kesenangan luar biasa. Mereka lebih aktif dan kreatif bertanya,berdiskusi, dan menjawab berbagai
pertanyaan. Mereka mengerjakan tugas-tugas dengan motivasi tinggi. Mereka
merasa waktu pelajaran begitu singkat. Bahkan pertemuan-pertemuan berikut
mereka nantikan dengan sangat antusias
dan penuh harapan. Gurunya pun menjadi idola yang amat disenanginya.